Aku benci ibuku, yang selalu berbohong ketika kutanya “ Bu sudah makan belum?” dan dia menjawab “Sudah, kamu saja yang makan”. Padahal usai ku habiskan semua menu di meja makan, samar terdengar perut ibuku yang bersuara nyaring lantaran menahan lapar.
Aku benci ibuku, yang selalu berbohong ketika kutanya “ Bu, mau tidur disini nggak?” dan dia menjawab “ Nggak ah, gerah. Ibu tidur di bawah, Kamu saja yang tidur di atas. ”. Padahal malam itu jelas-jelas kami terdampar di tempat asing yang dingin.
Aku benci ibuku, yang selalu berbohong ketika kutanya “ Bu, hujannya deras. Sini kita pakai payung nya berdua saja.” Dan dia menjawab “ Nggak ah, kamu saja yang pakai. Ibu udah tanggung basah.” Padahal senja itu hujan turun begitu deras di sela perjalanan kami ke suatu tempat. Menyusuri jalan setapak yang becek, basah di bawah berjuta bulir hujan yang sedingin es.
Aku benci ibuku, yang selalu berbohong ketika kutanya “ Bu, mau beli baju yang mana? Aku gajian. Ayo kita beli baju !.” Dan dia menjawab “ Nggak ah, baju ibu masih banyak kok. Lagian ibu nggak suka model baju jaman sekarang aneh-aneh semua.” Padahal siang itu berpuluh model baju yang cocok buat ibuku tersampir rapih di toko-toko kelontong, tersenyum menyapa untuk kami beli.
Aku benci ibuku, yang selalu berbohong ketika kutanya “ Bu, bagaimana hari ini? Semuanya lancar kan?” Dan dia menjawab “ Iya dong, alhamudulillah hari ini baik-baik saja.” Padahal aku tahu apa yang terjadi padanya hari ini, bermacam kesulitan datang menimpa harinya. Berbagai kesialan menyapa harinya, sungguh kusut wajah ibuku, tapi dia berusaha untuk tidak berkeluh kesah di depanku.
Bu, aku ingin ibu berhenti membohongiku tentang perasaanmu yang selama ini baik-baik saja. Berhentilah berlagak baik-baik saja di hadapan anakmu agar membuatnya tidak khawatir. Jujur saja, bilang kalau ibu sedang lapar, bilang kalau ibu kedinginan, bilang kalau ibu basah kuyup, bilang kalau semua baju ibu sudah lusuh, bilang kalau hari ibu tidak baik-baik saja, kumohon berkeluh kesahlah, kumohon berhenti berkorban demi aku, kumohon bu.
Aku tak ingin ibu menahan lelah semakin lama, sejak kecil sampai aku yang sudah sukses sekarang ini ibu tetap berusaha mengesampingkan penderitaan ibu hanya untuk kebaikanku semata. Bahkan ketika aku ingin membalas semua yang sudah ibu berikan, ibu tetap mengelak, bilang kalau hanya dengan melihatku sukses saja, itu sudah cukup bagi ibu.
Bu, izinkan aku mengakhiri semua penderitaanmu saat berjuang merawatku selama ini. Lepaskanlah semua kebohongan itu. Belajar bersandar padaku. Akan kuganti semua pengorbanan itu meski takan ada cara yang sepadan untuk mengganti semuanya.
Teruntuk ibuku. Selamat hari ibu. Aku sayang ibu.
Karya:
Yoland Pebri Nurdina
Mahasiswi FIKOM UNIGA
0 Komentar